Sebulan BDR, Akankah Kembali Tatap Muka?
Artikel Feature

Memang selalu ada cara dalam menempuh pendidikan, rintangan akan selalu hadir dalam setiap perjuangan menuntut ilmu, pembelajaran daring jika dilakukan dengan efisien tetap akan berdampak baik akhirnya, tapi akan jauh lebih baik pula jika pengalaman tatap muka yang terus diefisienkan dengan tetap mencegah terjadinya penularan covid-19 di sekolah.
Pengalaman belajar tatap muka warga SMAN Negeri 1 Soppeng di ujung hayat setelah naiknya kasus positif covid-19 di Kabupaten Soppeng. Pembelajaran digilir kembali pada sistem daring untuk menghapus keringat dingin pemerintah daerah terhadap kesehatan di instansi pendidikan. Satu bulan siswa melakukan kembali pembelajaran yang telah menjadi kebiasaan di awal pandemi, namun akankah kami berkesempatan mendapatkan pendidikan tatap muka kembali?
Maret 2021 menjadi bulan pertama bertemunya wajah siswa dan guru secara langsung di masa pandemi. Sekolah dibuka dengan alat kebersihan lengkap di setiap ruangan, tempat duduk memiliki jarak satu sama lain. Warga sekolah juga tidak ada yang lepas dari gerbang jika suhu badannya tinggi. Siswa belum bisa bertemu satu kelas penuh karena setiap kelas dibagi 2 sesi dan dibatasi untuk mengunjungi kelas lain, namun raut wajah kembali cerah mengingat pembelajaran tatap muka sudah ada di depan mata.
Guru memulai pembelajaran yang selama ini berbincang dengan layar menjadi lebih interaktif di ruang kelas. Banyak guru mengulang materi yang telah diberikan saat daring. Waktu pembelajaran dikurangi namun dengan tatap muka guru memanfaatkan waktu sebaik mungkin. Siswa pun lebih menikmati kesempatan pembelajaran yang lebih segar. Siswa memasuki kelas, menerima pelajaran, dan segera pulang ke rumah masing-masing, sehingga sangat meminimalisir risiko penularan virus di sekolah.
Kekhawatiran utama masyarakat harusnya memudar terhadap pelaksanaan protokol kesehatan saat pembelajaran tatap muka terbatas di sekolah, sebab para siswa terus dipantau oleh pihak guru dan satuan tugas covid-19 daerah. Kontrol dan izin dari orang tua sekalipun tidak diputus oleh pihak sekolah dalam memperhatikan perkembangan anaknya di sekolah.
Beberapa bulan hingga penilaian akhir semester pembelajaran dilakukan dengan tatap muka. Dengan berakhirnya hari efektif tahun ajaran 2020/2021, maka para siswa menjalani 2 minggu tanpa proses belajar mengajar baik daring maupun tatap muka.
Berganti tahun ajaran, berganti pula sistem pembelajaran. Hampir tiba waktu kembali ke sekolah, pemerintah daerah mengumumkan banyaknya warga Soppeng yang terjangkit covid-19 tidak terkecuali pelaku sektor pendidikan. Dengan berat hati SMA Negeri 1 Soppeng menerima keputusan untuk kembali kepada pembelajaran daring seperti pada awal masa pandemi.
Pembelajaran daring kembali dilakukan, belajar tidak lagi seinteraktif berdiskusi dan berinterkasi langsung dengan guru di kelas, melainkan melalui aplikasi di ponsel pintar seperti Whatsapp, Classroom, Meet, Zoom, dan aplikasi lainnya di mana menaruh risiko besar tersendat atau tidak lancarnya proses belajar mengajar.
Masalah lainnya dari belajar daring adalah konsumsi kuota internet dan kualitas jaringan tempat siswa atau pengajar tinggal. Harapan efisiensi yang tinggi untuk pembalajaran daring dapat diraih jika kualitas jaringan terpenuhi dengan baik di mana faktanya tidak semua siswa dan pengajar tinggal di tempat yang jaringannya kondusif seperti pada daerah perkotaan.
Satu bulan telah berjalan pada tahun ajaran 2021/2022, tapi kebijakan tidak kunjung kembali kepada pembelajaran tatap muka terbatas. Para siswa terus menunggu kapan mereka kembali menerima pembelajaran dengan interaktif tanpa disconect dan lag, pengajar pun tidak kalah sabarnya menunggu mengajar tidak melalui aplikasi dan memperhatikan pendidikan karakter siswa.
Siswa dan pengajar berharap, pembelajaran tatap muka dapat terlaksana kembali, dan masyarakat serta pemerintah mengerti akan keresahan yang terjadi saat pembelajaran daring dibandingkan dengan keresahan masyarakat terhadap protokol kesehatan yang jelas dipantau oleh banyak pihak.
Oleh Muh. Alif Nur Ashari